Teaching
Factory – Multimedia – SMK Budi Mulia Pakisaji
Pentingnya
penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan pemerintah melalui
kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengembangan SMK saat ini mulai bergerak dari
orientasi pasar tenaga kerja lokal kepada pasar tenaga kerja ASEAN menyambut
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), serta mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan
karakter kewirausahaan (entrepreneurship). Penerapan teaching
factory di SMK merupakan wujud dari salah satu upaya Direktorat
Pembinaan SMK untuk lebih mempererat kerjasama atau sinergi antara SMK dengan
industri.
Menurut Kuswantoro
(2014), teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara
pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Teaching
factory merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem
industri mitra di unit produksi yang telah ada di SMK. Unit produksi adalah
pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah
yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll
juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya.
Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan hukum yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu "Untuk mempersiapkan
siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja, pada sekolah menengah
kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara
profesional."
Pembelajaran
melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuh-kembangkan karakter dan etos
kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain)
yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari
sekedar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke
pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production
based training).
-
Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola
pembelajaran Teaching Factory akan memiliki berdampak positif
untuk membangun mekanisme kerjasama (partnership) secara sistematis dan
terencana didasarkan pada posisi tawar win-win solution. Penerapan
pola pembelajaran Teaching Factory merupakan interface dunia
pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and
balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan
memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja.
Oleh: Taufiq Damarjati – Direktorat Pembinaan SMK –
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No comments:
Post a Comment